Paksakan Noken, MK Tebar Ancaman, Desa Amarsekaru Ditutup

AMBON, SPEKTRUM – Mukti Keliobas semakin menunjukan arogansi dan haus kekuasaan. Bahkan tanpa malu, Desa Amarsekaru yang notabene kampung asal Mukti Keliobas ditutup untuk umum bahkan tanpa ampun kaki tangan Mukti Keliobas menebar ancaman kepada orang luar yang sedang ada keperluan di desa tersebut.

Selain itu, masyarakat maupun orang luar tidak diperkenankan keluar masuk Desa Amarsekaru.

Upaya ini dilakukan sebab Mukti paksakan di setiap wilayahnya Noken,, padahal Noken tidak ada namanya di Maluku kecuali Papua. Akibatnya, potensi chaos di Gorom sangat tinggi,, hanya aparat keamanan yang bisa back up.

Kondisi yang terjadi saat ini di Desa Amarsekaru menggambarkan rusaknya demokrasi di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).

Ketua Bawaslu Provinsi Maluku, Abdullah Elly yang dihubungi Spektrum menjelaskan, jika hal ini terjadi maka peran aktif tokoh masyarakat, pemuda dan agama biar bisa diberi kesadaran.
“Namun kalau berkaitan dengan proses Pilkada maka harusnya terbuka agar masyarakat dan para saksi bisa hadir,” kata Elly.

Ali Roem pemuda asal Pulau Geser Kabupaten SBT menyayangkan ulah oknum yang mendalangi penutupan Desa Amarsekaru dari orang luar.
“Ini sangat disesali, sebab saat hari H akan ada orang luar yang jadi saksi pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada SBT. Kalau ditutup dan orang luar tak bisa masuk maka ini menciderai proses demokrasi di SBT. Ini sangat disayangkan,” katanya.

Menurut Ali, bukan rahasia kalau masyarakat Amarsekaru selalu dipakai sebagai tameng bagi MK.
“Ini kejahatan yang harusnya tidak bisa dibiarkan, karena berpotensi mengganggu stabilitas SBT khususnya Desa Amarsekaru,” tandasnya.

Sementara info yang berhasil dihimpun, skema kecurangan di Gorom saat ini mulai terasa lantaran Abdulah Tuasikal, Ramly Umasugi, dan Asis Mahulete sudah bergerak ke Gorom.

Untuk itu, masyarakat minta agar Polda Maluku menambah aparat pengamanan di sana.
“Kami kuatir situasi makin panas dan kami merasa terancam dengan kondisi ini,” tandas salah satu guru SMP di Kecamatan Pulau Gorom kepada Spektrum, Selasa (08/12/2020).

Kabid Humas Polda Maluku yang dihubungi Spektrum memastikan kesiapan anggota polisi di SBT.
Anggota polisi di sana telah disiagakan, jika ada chaos maka aparat akan digegerkan ke lokasi tersebut.
“Personil telah kita fotting disana, dan skenario pengamanan telah disiagakan dan petugas telah ditempatkan dimana-mana, pasukan kita siap mengantisipasi segala kemungkinan bahkan telah diantisipasi dini soal keamanan,” tegasnya. (Tim)