Dana milik Pemerintah Kota Ambon senilai Rp 30 miliar ternyata disimpan dalam bentuk deposito di BNI 46 Ambon. Kepala Bagian Keuangan Sekretariat Kota Ambon, Apries Gaspersz mengakuinya.
AMBON, SPEKTRUM – Melalui pesan singkatnya yang diterima Spektrum, semalam, Gaspersz membeberkannya. “Dana Pemkot di BNI dalam bentuk deposito setiap bulan kita rekon data dan aman tidak terpengaruh masalah BNI kemaren,” kata Gaspersz melalui pesan singkat yang diterima Spektrum, Senin malam, (11/11/2019).
Soal bunga dari deposito tersebut, Gaspersz mengklaim bunga dari hasil deposito Rp30 miliar ini, masuk ke kas Pemkot Ambon. “Bunganya masuk ke kas Pemkot Ambon. Kalau tidak, maka Kepala Keuangan masuk bui,” katanya.
Sementara itu, sumber Spektrum di jajaran Pemkot Ambon menilai apa yang dilakukan Pemkot Ambon tidak wajar mengingat saat ini Pemkot Ambon mengalami defisit sebesar Rp 60 miliar.
“Saat ini Pemkot alami defisit Rp 60 miliar bahkan pembayaran SPPD saja ada tunggakan, tapi ada puluhan miliar uang yang mengendap di BNI 46 Ambon,” katanya.
Sumber ini curiga, dengan deposito yang lumayan besar ini, maka ada cashback yang diterima. “Pertanyaannya siapa yang menerima cashback tersebut,” katanya.
Sumber juga menegaskan, menyimpan uang pemerintah daerah di bank bisa memicu terjadinya kejahatan terstruktur dan sangat beresiko korupsi. Bahkan, risiko korupsi tersebut berupa kemungkinan terjadinya suap, gratifikasi atauÊkick backÊyang dimanfaatkan secara pribadi.
“Kebijakan Pemkot Ambon mendepositokan uang du BNI 46 Ambon, sangat disayangkan lantaran ada Bank Maluku dan Malut dan Walikota merupakan pemegang saham pengendali,” kata sumber ini.
Parahnya lagi, Walikota Ambon adalah pemegang saham pengendali Bank Maluku. Anehnya, dana hingga Rp30 miliar dialihkan dari Bank Maluku-Maluku Utara ke BNI 46 CAbang.
Pengalihan dana ini baru diketahui setelah muncul fraud di BNI yang dilakukan oleh Faradibah Yusuf, dan sejumlah pegawai bank plat merah tersebut. (S-16)
