AMBON,SPEKTRUM – Jelang Hari Kemerdekaan RI ke 76, terjadi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Kota Ambon terutama untuk kepentingan angkutan umum.
Beberapa SPBU bahkan tidak lagi menyediakan BBM bersubsidi jenis premium dan pertalite. Bahkan ada rencana penghapusan subsidi pada dua jenis BBM tersebut.
Akibatnya sejumlah sopir angkot sambangi DPRD Kota Ambon, guna menanyakan kelangkahan BBM yang terjadi di kota Ambon.
Menanggapi hal ini, Ketua Komisi ll DPRD Kota Ambon, Jefry Taihitu, kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (12/08/2021) membenarkan jika saat inj hanya dua SPBU yang melayani BBM Subsidi di Kota Ambon yakni, SPBU Air Mata Cina (Amaci) dan SPBU Paso.
“Untuk penjualan BBM subsidi terkesan ini praktek monopolistik, dan angkutan umum hanya peroleh 10 liter saja, ini tidak boleh,” katanya.
Persoalan angkutan luar kota seperti mobil angkot dari Pulau Seram, Tulehu dan lainnya, kara Taihutu pasti peroleh stok premium yang terbatas.
“Tentu ini menjadi persolan serius yang mana DPRD lakukan rapat, Sabtu (13/08/2021),” jelasnya.
Sementara itu, Rezky David Helaha menegaskan, pihaknya telah mendiskusikan hal ini dengan pimpinan DPRD Kota Ambon sejak beberapa waktu lalu.
“Saat ini kita hanya menghitung hari untuk merayakan HUT Kemerdekaan RI. Sudah kami ditegaskan permasalahan ini harus diselesaikan sebelum 17 Agustus,” katanya lagi.
Sebab, jika kondisi ini masih berlanjut hingga 17 Agustus maka masyarakat khususnya sopir angkutan umum tetap merasa belum merdeka.
“Bagimana kita merasa merdeka dengan kondisi ini, sopir angkot di Kota Ambon merasa kesulitan dengan langkahya BBM subsidi, seharusnya Pertamina berperan penting untuk menyelesaikan polamik yang terjadi di lingkungan siosial,” katanya kesal.
Menurutnya, Pertamina sebagi BUMN belum bisa menyelesaikan permasalahan ini, dalam kondisi pandemi Covid- 19. “Pertamina jangan dulu melakukan promosi produk dengan harga yang lebih mahal dengan produk sebelumnya. Kondisi ekonomi masyarakat yang semakin melemah, tetapi Pertamina lebih memilih promosi produk PLB dengan harga di atas BBM dam Permium,” katanya jengkel.
Ia menyarankan agar promosi PLB jangan dulu dijalankan mengingat kondisi ekonomi masyarakat yang semakin melemah akibat kelangkahan BBM yang semakin membuat masyarakat jenuh.(MG-15).