AMBON, SPEKTRUM – Masyarakat Negeri Suli Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, membarikade jalan, dan pengambilalihan pengelolaan Pantai Natsepa, Selasa, (05/11/2019). Aksi ini dilakukan karena warga kecewa dengan Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal yang secara diam-diam melantik penjabat Negeri Suli yakni Hans Suitella.
Padahal, penolakan terhadap Hans Suitella telah dilakukan masyarakat sejak hari Jumat, (01/11/2019). Bukan hanya itu, masyarakat dan pemuda Negeri Suli juga telah melaksanakan pemerintahan darurat dibawa komando Sekretaris Negeri dibantu pemuda-pemuda Suli.
Sebelumnya, masyarakat Negeri Suli telah membangun komunikasi dengan Camat Salahutu, A. Manaf. Ohorella terkait penolakan Hans Suitela selaku Penjabat Raja Negeri Suli.
“Tapi ternyata Hans Suitela dilantik diam-diam, akibatnya terjadi kemarahan masyarakat dan masyarakat memutuskan untuk barikade jalan tepat di depan Kantor Pemerintahan Negeri Suli,” kata salah satu pemuda Negeri Suli, Tino Pattirane keoada Spektrum, semalam.Masyarakat Negeri Suli, Senin, (04/11/2019), mendatangi kediaman Camat Salahutu untuk konfirmasi dan mempertanyakan kebenaran informasi soal pelantikan Hans Suitela yang notabene tidak diusul Saniri Negeri Suli.
“Hal inilah yang membangkitkan kemarahan masyarakat terutama Pemuda Negeri Suli karena merasa Bupati Malteng telah melecehkan atau menghina marwah adat anak Negeri Suli,” jelasnya. Aksi ini sebenarnya telah dimulai sejak Selasa (05/11/2019), sejak pukul 09.00 WIT hingga pukul 14.00 WIT.
Camat Salahutu sempat mendatangi lokasi yang dijadikan titik kumpul masyarakat Negeri Suli dan berjanji bahwa pada jam 18.00 WIT, Bupati Maluku Tengah akan menemui masyarakat Negeri Suli.
Pada saat itu diharapkan Bupati Maluku Tengah melakukan pergantian pejabat Negeri Suli serta membatalkan SK pengangkatan Hans Suitela, kemudian mengangkat orang lain berdasarkan rekomendasi Saniri Negeri Suli.
“Sayangnya Bupati Maluku Tengah secara diam-diam pada pukul 16.00 Wit telah berangkat ke Jakarta. Hal inilah yang menyulut kemarahan masyarakat sehingga pada pukul 18. 00 wit masyarakat memutuskan untuk membarikade Jalan Provinsi,” katanya.
Menyikapi aksi massa yang kian panas, pukul 19.30 Wit, Camat Salahutu tiba di lokasi dan berkoordinasi dengan para pemuda. Dalam komunikasi tersebut Camat Salahutu berjanji akan mendatangkan Bupati Malteng menemui masyarakat Suli.
“Saat ini kantor desa sudah di palang alias diambil alih oleh masyarakat Negeri Suli selain itu juga pengelolaan Pantai Wisata Natsepa telah diambil warga Negeri Suli,” terangnya.
Dikatakannya, pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Maluku Tengah telah dilarang masuk ke lokasi wisata Pantai Natsepa untuk sementara semua kegiatan diambil alih masyarakat Negeri Suli yang telah ditunjuk.
Masyarakat akan melaksanakan kepemimpinan darurat di Negeri Suli di bawah komando Sekretaris Negeri. “Pelayanan publik tetap jalan karena roda pemerintahan tetap dijalankan oleh Sekretaris Negeri dibantu pemuda-pemuda Negeri Suli,” imbuhnya.
Warga Negeri Suli memastikan akan melakukan perlawanan apabila Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah tetap pada pendirian melantik Hans Suitela sebagai Penjabat Raja Negeri Suli maka aksi tetap akan dilakukan dalam jumlah yang lebih besar.
“Kami mau keadilan ditegakkan dan harus ada perubahan besar dalam pemerintahan Negeri Suli,” tegasnya. (S-16)