27.7 C
Ambon City
Kamis, 12 September 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tiga Jenis Makanan Siswa SMA Siwalima Tak Diuji Labkesda

AMBON, SPEKTRUM – Ternyata tidak semua jenis makanan diuji di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Maluku. Sebab, hanya enam jenis makanan yang dijadikan sampel untuk diuji di Labkesda dan dari keenam sampel yang diuji ada satu jenis yang tidak disajikan untuk siswa yakni telur puyuh goreng krispy.

Sedangkan enam jenis makanan yang dijadikan sampel yakni nasi putih, sambal goreng tempe ikan teri, telur burung puyuh yang digoreng menggunakan tepung crispy, roti gula, pisang molen, dan patatas goreng.

Berdasarkan hasil uji di Labkesda menggunakan alat canggih, tidak ditemukan bakteri di keenam sampel yang diserahkan oleh Petugas Puskesmas Nania itu.

Sementara ada dua makanan yang tidak diberikan sampelnya yakni, ikan goreng, sayur bayam dan sop kacang hijau. Ketiga makanan ini diduga menjadi penyebab keracunannya puluhan siswa di sekolah itu.

“Hanya enam sampel yang kami terima dari petugas Puskesmas Nania, Jumat 18 November. Sedangkan Sop Kacang Hijau dan Sayur Bayam tidak ada. Untuk hasil lab enam sampel telah keluar kemarin, hasilnya negative tidak ada bakteri,” ungkap Kepala Balai Labortorium Kesehatan Provinsi Maluku, dr. Adonia Rerung kepada wartawan diruang kerjanya, Selasa (22/11/2022).

Menurut Rerung, untuk memperkuat hasil Lab, pihaknya merencanakan untuk mengirimkan sampel untuk diuji Balai POM Ambon. Namun karena keterbatasan sampel, rencana tersebut urung dilaksanakan.

“Tadinya petugas saya mau kirim sebagian sampel ke Balai POM untuk pembanding, tapi karena sampelnya pas-pasan, jadi tidak bisa dikirim,” ucapnya.

Pada prinsipnya kata Rerung sesuai hasil uji enam sampel, hasilnya menujukan Negative, atau tidak ditemukan bakteri.
“Hasil ini akan saya laporkan ke Kepala Dinas Kesehatan Maluku,” cetusnya.

Sekedar tahu, peristiwa keracunan Massal di SMA Siwalima terjadi sejak Kamis (17/11/2022).

Berdasarkan keterangan salah satu siswa yang juga korban makanan tersebut, PM, Kamis (17/11/2022) pukul 13.00 WIT, dilaksanakan makan siang bersama di ruang makan siswa dengan menu nasi putih, sambal tempe ikan teri, ikan goreng dan sayur bayam.

Setelah mengkonsumsi makan tersebut siswa yang duduk di kelas 11³ itu langsung mengalami lemas dan rasa muntah.

Malamnya pukul 20.00 WIT, PM juga makan malam bersama siswa lainnya dengan menu sop kacang hijau dan telur dadar, namun pada saat yang bersangkutan menikmati makanan langsung mengalami kepala pusing, rasa mual-mual disertai rasa mau muntah.

Walaupun dalam kondisi lemas, PM tetap masih memaksakan diri untuk mengikuti giat belajar malam.

Kemudian Jum’at 18 November pagi hari sekitar pukul 08.00 WIT, PM kembali mengalami sakit perut mual, kepala pusing di sertai lemas mengakibatkan penurunan kesadaran.

Dugaan keracunan makanan sering dialami siswa dua tahun terakhir, setelah mengkonsumsi makanan yang disediakan pihak ketiga. Namun, karena korban tidak separah dan sebanyak ini maka pihak sekolah mendiamkannya.

Demikian pengakuan salah satu guru yang meminta namanya tudak dipublis.
“Memang sejak tahun 2020 sering sekali terjadi kejadian seperti ini tapi kali ini terbanyak korbannya,” kata guru tersebut.

Biasanya siswa dikembalikan ke rumah dan dirawat orang tua atau keluarga bagi siswa yang berasal dari luar Kota Ambon.

Sementara itu, Kepala SMA Siwalima, Nasir Tidore yang dikonfirmasi membenarkan anak didiknya sakit akibat dugaan keracunan makanan.
Nasir menjelaskan, makanan untuk para siswa ditangani pihak ketiga namun proses pengolahannya dilakukan di lingkungan sekolah.
“Benar, makanan untuk para siswa ditangani pihak ketiga namun pengolahannya dilakukan dilingkungan sekolah,” kata Nasir kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (18/11/2022).

Tidore menjelaskan, sebenarnya pihak sekolah tidak ada urusan dengan pihak ketiga yang menangani masalah makanan. Namun, akibat dari kejadian ini merugikan nama baik pihak sekolah maka pihaknya akan memperketat pengawasan.

“Sebenarnya, masalah makanan tidak ada urusan dengan sekolah namun karena akibat adanya peristiwa ini maka nama sekolah ikut tercoreng. Untuk itu, dalam waktu dekat makanan yang akan diberikan ke siswa Akan melibatkan pihak terkait. Misalnya BPOM karena yang paling tahu kandungan dalam makanan dan lainnya hanya lembaga tersebut,” kata Nasir pasrah.

Nasir mengakui, sepanjang kepemimpinannya, baru kali ini kejadian seperti ini terjadi. Untuk itu, pihaknya telah meminta Komite SMA Siwalima untuk menyampaikan hal ini kepada orang tua.

Sementara itu, Ketua Komite SMA Siwalima, Ny. Wendy Souisa yang dihubungi Spektrum membenarkan adanya siswa yang sakit di sekolah tersebut.
“Benar, kejadian tersebut terjadi namun kami belum bisa menjelaskan sakitnya apa. Jika dibilang keracunan makanan maka harus ada hasil pemeriksaan laboratorium dan itu diluar pengetahuan saya,” katanya sambil memohon maaf dan memutuskan sambungan telepon. (TIM)

Berita Terkait

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles