31.1 C
Ambon City
Rabu, 16 Oktober 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

PLN Bohongi Masyarakat Batabual

AMBON, SPEKTRUM – Masyarakat Kecamatan Batabual Kabupaten Buru merasa dibohongi PLN Maluku lantaran menjanjikan listrik masuk wilayah tersebut namun nyatanya hingga kini masyarakat belum menikmati aliran listrik.

Padahal, masyarakat dengan sukarela menebang ratusan pohon kelapa, cengkeh dan pala sebagai konsekuensi kecamatan tersebut akan diterangi listrik.

Hal ini yang melatarbelakangi Pergerakan Mahasiswa Kecamatan Batabual (PMKB), mendatangi DPRD Provinsi Maluku, Rabu (20/4/2022).

Kedatangan mereka untuk mempertanyakan sikap Perusahaan Listrik Negara (PLN) terkait kelistrikan dan akses jalan di Kecamatan Batabual, Kabupaten Buru.

Sebab, pihak PLN telah mencanangkan agar listrik menyala di Batabual, dengan syarat pohon di sepanjang jalan di daerah itu ditebang.

”Sekitar 470 pohon Kelapa, Cengkih dan Pala ditebang. Tapi sampai sekarang listrik mati. Kami minta DPRD Maluku segera memangil pihak PLN,” kata Ketua PMB, Yasir Burugana dslam orasinya, di depan Kantor DPRD Maluku, Rabu (20/04/2022).

Kedatangan PMB direspon cepat anggota Komisi I DPRD Maluku, Benhur Watubun.

Benhur mengapresiasi aksi demo yang digelar secara damai dan sampaikan pendapat secara baik.

”Saya ini anggota komisi I dan Ketua Fraksi PDIP. Saya sudah telepon Ketua Komisi II soal kelistrikan. Nah, aspirasi yang disampaikan akan kami teruskan ke pimpinan lalu undang PLN,” kata Watubun.

Selain mendatangi DPRD Maluku, PMKB juga mendatangi Kantor PLN Wilayah Maluku- Maluku Utara.

Pendemo menuntut Pimpinan PLN Wilayah Maluku-Maluku Utara untuk mencopot Kepala PLN Ranting Batabual.

Alasannya, kepala ranting tidak becus dalam melihat persoalan kelistrikan di wilayah tersebut.

Menanggapi hal itu, Manager Komunikasi dan Humas PT PLN Wilayah Maluku-Malut, Hairul Hatala mengatakan, pemadaman listrik di kawasan Batabual bukan disengajakan oleh pihak PLN.

Namun, pemadaman sering terjadi selain dari faktor alam, juga gangguan yang diakibatkan oleh hewan kelelawar.

“Kalau kerja cepat, kita bisa saja. Tapi petugas kita masih terkendala dengan akses jalan masuk mengikuti jaringan yang ada,” kata Hairul saat menerima pendemo asal Batabual di Kantor PLN Maluku-Malut.

Menurutnya, kalau akses jalan masuk bisa dilalui dengan lancar tanpa ada hambatan, maka tentu petugas pun bisa dengan cepat memperbaiki gangguan listrik yang terjadi.

“Coba lihat saja misalnya di Pulau Ambon, jika terjadi gangguan, petugas langsung bergerak cepat. Dan 10 sampai 15 menit, lampu sudah kembali normal,” ujarnya

Dia menjelaskan, jika terjadi gangguan listrik, maka yang dilakukan yakni penormalan. Sementara, lanjutnya, penormalan itu harus membutuhkan waktu cukup lama karena harus dicek lagi.

“Makanya saya bilang, kalau akses jalan bagus ya cepat. Kalau akses sulit, kita juga butuh waktu dua hingga tiga jam untuk memperbaiki gangguan listrik,” terangnya. (HS-16)

Berita Terkait

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Latest Articles