Fachri Intens Bangun Komunikasi
Pilkada serentak tahun 2020 partai politik memasang target menang. PDI-P pun demikian. Selaku pemenang pemilu legislatif 2019 di Maluku, PDI-P kini menyiapkan kader terbaik untuk berjibaku di agenda lima tahunan itu.
AMBON, SPEKTRUM – Menyangkut siapa bakal calon Bupati dan Wakil Bupati, yang akan direkomendasikan oleh PDI-P, prosesnya akan dilakukan tahap demi tahap sesuai aturan partai.
“Namun telah menjadi keputusan bersama atas penegasan Ketua DPD PDI-P Maluku, selagi ada kader partai maka harus diprioritaskan. Kita tidak bisa mengakomodir orang lain dan mengabaikan kader partai,” kata Bendahara DPD PDI-P Maluku, Lucky Wattimury, kepada wartawan di Sekretariat DPRD Maluku, Rabu (08/01/2020).
Kecuali, kata dia, kader partai tidak laku dijual. Dan sebaliknya kader partai yang punya prestasi dan berpeluang, tetap diakomodir partai.
Wattimury mengemukakan, khusus Pilkada Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), kader partai yang laku dijual adalah Aroby Kelian, Ketua DPC PDI-P SBT, yang juga anggota DPRD SBT tiga periode.
Alasan Arobi Kelian patut diperhitungkan, karena setiap pileg khusus dapil SBT tidak memiliki kursi di DPRD Maluku. Namun Pileg 2019 lalu, Arobi Kelian dan kawan-kawan mampu mewujudkan satu kursi DPRD Maluku untuk PDI-P.
“Periode lalu (2014-2019), PDI-P punya dua kursi di SBT. Dan saat ini naik menjadi tiga kursi, juga memenangkan anggota DPR RI dari PDI-P serta memenangkan Pilpres. Kalau ada calon yang terbaik saat ini, kenapa harus ambil lain? saat ini kita jual Arobi Kelian kepada calon bupati siapa yang mau,” timpal Lucky Wattimury yang juga Ketua DPRD Provinsi Maluku ini.
Saat ini, kata Wattimury, bakal calon Bupati SBT, Fachry Alkatiri intens membangun komunikasi dengan Aroby Kelian adalah fakta. Namun tidak menutup kemungkinan untuk bakal calon lainnya.
“Silahkan saja (berproses). PDI-P punya aturan untuk menyeleksi siapa yang tepat berpasangan dengan Arobi Kelian. PDI-P adalah partai terbuka, yang penting bangun komunikasi dan menerima Aroby Kelian apa adanya. Mari kita bicara,” tuturnya.
Sementara itu, Arobi Kelian mengakui Fachri Husni Alkatiry masih intens berkomunikasi dengan dirinya. Alasan dirinya masuk bursa pencalonan awakil bupati untuk berpasangan dengan Fachri, karena melihat kabupaten SBT tiga tahun terakhir belum ada perkembangan berarti.
“Saya dan pak Fachri intens berkomunikasi untuk berpasangan di Pilkada erentak tahun ini. Jika direstui oleh PDI-P, karena saya kader dan petugas partai di kabupaten, maka saya akan tunduk dan tidak akan mundur,” kata Arobi penuh optimis.
Jika partai memutuskan calon lain untuk berpasangan dengan figur bakal calon bupati selain Fachry, dirinya tetap menuruti keputusan partai. Dalilnya, selaku petugas partai dirinya harus tunduk terhadap keputusan partai.
“Namun upaya yang dilakukan saat ini adalah keinginan saya berpasangan dengan Fachri Alkatiry, karena peluang menang sangat besar. Kami berupaya menjelaskannya secara rasional kepada DPD dan DPP PDI-P. Untuk itu partai bisa melihat kabupaten SBT secara keseluruhan,” tukasnya.
Arobi mengaku telah mendaftar di sebagian partai politik. Terkecuali Partai Golkar, dirinya belum mendaftar karena belum dibuka pendaftaran.
Diketahui, partai politik yang memiliki tiga kursi di DPRD kabupaten SBT adalah Golkar, Gerindra dan PDI-P.
Arobi berujar, langkahnya untuk masuk bursa pencalonan Wakil Bupati SBT karena didukung oleh 15 Pimpinan Anak Cabang atau PAC.
“Saya mencoba untuk menjelaskan jika tidak punya uang, namun dijawab dengan semangat, maka PAC akan bekerja ekstra mendukung saya. Pilkada SBT hampir 4 kali, namun belum sekalipun calon yang direkomendasikan PDI-P menang. Kali ini (2020) pasti menang,” kata Arobi.
Diketahui, Abdul Mukti Keliobas, kader Partai Golkar, dan Fachry Husni Alkatiri, kader PKS. Namun Bupati dan Wakl Bupati SBT terplih periode 2015-2020 ini, pecah kongsi. Mereka memilih “berperang” dalam perhelatan Pilkada serentak tahun ini. (S-16)