AMBON, SPEKTRUM – Muhammad Syahrul Wadjo, sudah mengakui tak ada penculikan. Namun tak tunggu lama, informasi penculikan itu menyebar begitu cepat. Tak hanya melalui pesan Whatsapp. Sejumlah aktivis, kalangan muda langsung memposting informasi yang belum diketahui kebenarannya itu.
Penculikan lalu dikaitkan dengan demonstrasi yang pada, Rabu (2/9) dilakukan di kantor gubernur. Demo itu digelar Muhammad Syahrul Wadjo dan sejumlah rekannya. Tuduhan secara samar lalu diarahkan kepada Pemerintahan Murad Ismail-Barnabas Orno sebagai dalang penculikan. Pemerintahan dituding otoriter. Dan Bergaya orde baru.
Tuduhan-tuduhan ini disampaikan vulgar ke media sosial. Bahkan terkesan propaganda dan provokatif. Namun pada Jumat (4/9) , Muhammad Syahrul Wadjo membuat situasi berubah. Dia mengaku tak pernah diculik. Dia dijemput dua seniornya, KM dan JM. Jalan makan-makan, dan dikembalikan ke Poka, Kecamatan Teluk Ambon, pada malam itu juga.
Mereka yang tadınya menghujat dan mengarahkan tuduhan ke Pemerintahan Murad Ismail, berbalik arah. Syahrul Wadjo tiba-tiba dihujat, oleh mereka yang sebelumnya mendukung. Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau Pulau Lease, Kombes Leo Simatupang, memastikan akan melacak akun-akun yang menyebar propanda dan provokasi.
Langkah ini dilakukan, karena informasi penculikan sudah membuat gaduh. Membuat resah masyarakat. Saat dihadirkan dalam konfrensi pers, kemarin, Syahrul Wadjo kemudian menuturkan fakta sebenarnya. Fakta ini kemudian mengungkapkan, ada skenario lain dalam kasus tersebut.
Rabu, (2/9) malam itu, dia dijemput dua orang. Dua orang ini yang kemudian dikenalnya dalam mobil sebagai seniornya di salah satu organisasi kemahasiswaan. Salah satu dikenalnya sudah tiga tahunan lalu. Sering tegur sapa. Anehnya dihadapan penyidik polisi, maupun pers, dia mengaku tak mengetahui nama keduanya.
Namun cerita berbeda dikembangkan oleh sejumlah aktivis mahasiswa. Mereka mengaku, melihat empat orang menculik Syharul. Bawa Parang, dan sempat mendorong Syahrul masuk ke mobil. Cilakanya ada cerita yang dikarang, kalau Syarul teriak, “Jangan potong saya, saya minta ampun.”
Ternyata cerita tak terungkap dalam fakta. Ini hoax, yang kemudian memantik keinginan penyidik polisi untuk membongkar siapa menyusun skenario tersebut. Kapolresta juga dalam konfrensi pers kemarin, bertanya-tanya, kanapą Syahrul memilih bersembunyi dan keesokan harinya baru mau melapor.
“Ada apa ini,” kata Kapolresta. Karena itu, penyidikan tak akan berhenti sampai disitu. Polisi yakin, ada yang mengatur. Namun mereka belum mau menyimpulkan. Penyidikan kini diarahkan, siapa otak dibalik kasus ini.
Informasi Spektrum, polisi mulai mempetakan keganjilan-keganjilan dari informasi yang dikembangkan, kemudian disebut penculikan itu. Dan ada pihak ditugaskan menyebarkan penculikan lewat media sosial.
Beberapa fakta yang terungkap dalam kasus ini, misalnya Syahrul menyebut dua orang menjemputnya. Di Medsos, dikembangkan justeru empat orang menjemput. Ditulis juga mereka membawa parang, namun Syahrul kemudian membantahnya.
Syahrul juga mengaku sudah kembali pada pukul 24:00 WIT. Dia kemudian menuju Fakultas Ekonomi. Di tengah perjalanan, dia justeru melihat polisi. Polisi ini hadir, berdasarkan laporan dari Ketua Badko HMI Maluku, Firdaus Ari ke Kapolda Maluku terkait penculikan.
Anehnya, tiga rekannya meminta dia lari dengan alasan ada polisi. Syahrul memilih mengikuti apa yang disampaikan. Dan sembunyi di kediaman rekan mahasiswa lain. Hal ganjil lain, pada pukul 02.00 WIT, masih dikembangkan, kalau Syahrul belum ditemukan. Padahal diantara rekan-rekannya, sudah mengetahui kalau Syahrul sendiri sudah kembali. Mereka juga menolak menyampaikan ke polisi terkait keberadaan Syahrul.
Dia mengaku, di kediaman rekannya, baru diketahui kalau ada informasi penculikan. “Saya lihat di Facebook muncul informasi-informasi itu. Sebenarnya saya mau melapor. Saya lari, karena takut dicari karena materi demo sebelumnya,” kata dia. Anehnya dipukul 02:00 WIT, bahkan beredar video yang meminta bantuan pencarian terhadap rekan mereka itu.
Pukul 06.00, Syahrul baru keluar dari persembunyiannya. Dia bergabung dengan rekan-rekannya. Dan menyatakan diculik. Baju dibikin sobek. Muka dibikin benjol. Rekayasa ini nantinya diungkap polisi. Siapa dalang. “Kenapa menyembunyikan informasi,” kata Kapolresta.(TIM)