Haris: Maluku Tingkat Konsumsi Ikan Tertinggi

AMBON, SPEKTRUM – Konsumsi ikan di provinsi Maluku tertinggi jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia. Rata-rata nasional hanya 54,49%. Sedangkan Maluku sebesar 68,05%.

Hal ini dikatakan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, Abdul Haris, Selasa (8/12/2020) di Lantai VII Kantor Gubernur Maluku pada acara Sosialisasi Ketahanan Keluarga Menuju Tatanan Kehidupan Baru.

“ Maluku satu-satunya. Melebihi tingkat konsumsi ikan nasional,” ungkapnya.

 Kendati tertinggi, ia keheranan karena ketika melakukan kunjungan kerja bersama istri gubernur Maluku, Widya Murad, masih ada stunting di Maluku. Ia menduga, ada yang belum pas dalam pola pemberian asupan di 1000 hari pertama kehidupan atau ketika balita dalam masa pertumbuhan usia 2,5-3 tahun.

“ Ini yang harus diperhatikan. Mungkin pola pemberian makan harus disiasati kembali,” sarannya.

Menurut Haris, program GEMARI atau Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan yang pernah dicanangkan Presiden Indonesia ke-5, Megawati Sukarno Putri, pada  tanggal 4 April 2004 dulu, bisa diupayakan lagi karena masih ada daerah-daerah yang tingkat konsumsi ikannya rendah.

Manfaat konsumsi ikan, kata Haris, sebagai sumber protein terbaik di antara semua sumber protein yang ada. Menurunkan resiko stroke dan penyakit jantung. Meningkatkan kecerdasan dan penglihatan pada masa tumbuh kembang anak. Mencegah pikun dan penuaan dini. Memperbaiki kualitas tidur. Melawan depresi, menurunkan resiko penyakit auto imun. Menurunkan resiko asma pada anak. Melindungi penglihatan pada saat usia sudah tua serta sumber vitamin D terbanyak.

“ Ini manfaat kita mengkonsumsi ikan.  Sehingga dengan manfaat ini pemerintah melalui kementerian KKP mencanangkan program gemar ikan,” ungkapnya.

Dikatakan, ikan adalah sumber protein hewani terbaik di antara berbagai sumber protein hewani yang ada. Alasannya, dapat diterima oleh semua agama. Bisa dikonsumsi seketika, langsung dari laut. Sedangkan hewan lain, kata Haris, bagi yang beragama Muslim, harus sesuai syariat Islam.

“ Kalau yang Muslim, hewan lain harus dipotong, disembelih, sesuai syariat islam. Kalau tidak seperti itu, haram di makan. Tapi kalau ikan tidak. Langsung ditangkap dari laut, mati, makan tidak masalah. Dijamin sehingga dapat diterima oleh semua agama,” terangnya.

Ikan juga memiliki nilai gizi lengkap. Ada protein, mineral, lemak dan vitamin. Asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh pun, kata Haris bisa didapat jika mengkonsumsi ikan. Terpenting adalah Omega 3 yang terkandung pada ikan karena berguna untuk  meningkatkan pertumbuhan sel otak, terutama pada anak-anak. Vitamin untuk kekebalan tubuh, mencegah kekurangan darah/anemia. Pembentukan sel-sel darah merah.

“ Sebagai salah satu asam amino esensial. Ini ada mineralnya, ada lemaknya. Yang penting adalah omega 3. Kalau makan seafood. Rata-rata kandungan omega 3 diatas 100 mg per 100 gram makanan,” ujarnya.  (S.17).