-Kondisi Batuan Ambon dan Kairatu Rapuh
AMBON, SPEKTRUM – Satu bulan (26 September – 26 Oktober 2019), gempabumi melanda wilayah Maluku khususnya Pulau Ambon, Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), dan Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Hampir 2000 kali, provinsi berjuluk seribu pulau itu dilanda gempa bumi susulan.
Lantas fenomena apa yang sebenarnya sedang berlangsung, atau menjadi pemicu, sehingga tektonik susulan masih mengguncang negeri yang tenar dengan budaya pela dan gandongnya itu?
Berikut wawancara singkat Spektrum dengan Badan Meterologi dan Klimatoogi Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Ambon. Dalam kurun waktu satu bulan (26 September – 26 Oktober 2019), Per 09:00 WIT, jumlah gempabumi susulan sebanyak 1.870 kali, dan dirasakan 210 kali. Kurang 130 lagi, totalnya menjadi 2000.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Ambon Andi Azhar Rusdin menjelaskan, jumlah gempabumi susulan sudah 1.870 kali tersebut, jika dibandingkan dengan gempa susulan di Lombok pada 5 Agustus 2018, dan Palu 28 September 2018, maka gempa susulan di Ambon, Kairatu – SBB, lebih banyak (melebihi) gempa yang terjadi di Lombok dan Palu.
“Gempa Lombok dalam kurun waktu sebulan pada 2018 lalu, tidak kurang dari 1.200 susulan. Untuk Palu kurang lebih 800 gempa susulan, ini dalam kurun waktu sebulan,” beber Andi Azhar Rusdin, saat diwawancarai Spektrum di Ambon, Sabtu, (26/10/2019).
Lalu apa pemicunya sehingga wilayah Maluku hingga sebulan ini, masih dilanda gempabumi susulan?
“Lazimnya gempa kuat dengan magnitudo di atas 6,0 maka wajar, jika terjadi aktivitas gempa susulan. Semakin besar magnitudo gempa, maka potensi gempa susulannya semakin banyak. Apalagi jika ditunjang dengan kondisi batuan di wilayah tersebut yang rapuh,” ungkapnya.
Dijelaskan, banyaknya aktivitas gempa bumi susulan di Kairatu dan Ambon menggambarkan, karakteristik batuan di wilayah tersebut yang rapuh (brittle). Meski demikian, kata dia, patut disyukuri bahwa tren frekuensi aktivitas gempa susulan Kairatu – Ambon, kini semakin menurun fluktuatif.
Menukik apakah ada patahan antara pulau Ambon dan Kairatu – SBB, Andi membenarkanya. ‘Iya. Kejadian gempa di Lombok dan Palu, dipicu oleh pelepasan energi di zona patahan. Motifnya sama dengan Ambon – Kairatu SBB. Sama-sama pelepasan energi di zona patahan,” jelasnya.
Andi Azhar mengatakan, kalau gempa Kairatu-Ambon sejak 6,8 SR atau Magnitudo 6,5, hingga 1.870 kali susulan, tidak ada peringatan dini tsunami dari BMKG.
“Harapan kita, semoga gempa susulan segera berakhir dan kondisi kembali normal,” timplanya.
Rincian Sebulan Gempa Maluku;
Sejak gempabumi berkekuatan 6,8 SR mengguncang wilayah Pulau Ambon, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Maluku Tengah, pada 26 September 2019, dan gempa Magnitudo 5,2 SR pada Kamis, 10 Oktober 2019, hingga 26 Oktober 2019 totalnya 1.870 kalu, dan didirasakan 210 kali.
Hari Pertama, sebanyak 244 kali. Kedua 214 kali, Ketiga 139 kali, Ke-empat 102 kali, Kelima 83 kali, Keenam 95 kali, Ketujuh 61 kali, kedelapan 69 kali, Kesembilan 37 kali, Kesepuluh 61 kali. Kesebelas 56 kali.
Keduabelas 54 kali, Ketigabelas 32 kali, Keempatbelas 33 kali, Kelimabelas 78 kali, Keenambelas 69 kali, ketujuhbelas 58 kali, ke-delapanbelas 30 kali. Sembilanbelas 26 kali, Keduapuluh 35 kali. Ke-21 sebanyak 60 kali, ke-22, gempa susulan 30 kali.
Hari ke-23 sebanyak 10 kali, ke-24 sebanyak 27 kali, ke-25 sebanyak 35 kali, ke-26 sebanyak 37 kali, hari ke-27, 21 kali, hari ke-28 25 kali, ke-29 ada 20 kali, dan hari ke-30 sebanyak 28 kali. Totalnya 1.870 kali, dirasakan 210 kali. Keseluruhan gempabumi yang terjadi di wilayah Maluku, tidak berpotensi terjadinya tsunami.
Sementara itu, sejak gempa bumi 6,8 SR (6,5 SR), 26 September 2019, dan gempa 5,2 SR pada 10 Oktober 2019, hingga kini tercatat ada 41 orang warga meninggal dunia termasuk balita dan lansia.
Ribuan bangunan mulai rumah warga, fasilitas umum (pendidikan dan kesehatan serta perkantoran) rusak berat, sedang dan rusak ringan. Ratusan ribu jiwa mengungsi.
Para korban meninggal dunia, hingga kerusakan bangunan serta pengungsi itu, tersebar di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Maluku Tengah, dan Pulau Ambon. (S-14)