AMBON, SPEKTRUM – Gempabumi beruntun kembali mengguncang Kota Ambon, Provinsi Maluku, Kamis siang, (10/10/2019). Selain menelan korban jiwa, ada juga korban luka. Sejumlah bangunan ikut rusak.
Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pattimura Ambon menerangkan, gempabumi dengan Magnitudo 5,2 itu, terjadi pada pukul 13:39:44 WIT, Lokasi 3.53 LS-128.23 BT (21 km Utara Ambon, 25 km Baratdaya Kairatu-Seram bagian Barat), Kedalaman 10 km, dirasakan di Ambon V MMI.
Gempabumi susulan bermagnitudo 4.6 SR, terjadi pada pukul 13:42:25 WIT, Lokasi 3.63 LS-128.19 BT (9 km Utara Ambon, 37 km Baratdaya Kairatu-Seram Bagian Barat), Kedalaman 10 km, dirasakan di Ambon III-IV MMI di Ambon.
Pantauan Spektrum Online, gempabumi beruntun ini membuat masyarakat panik termasuk ASN, berhamburan ke jalan. Mereka berlarian untuk menyelamatkan diri ke dataran tinggi, karena khawatir bangunan roboh, warga juga takut akan terjadi tsunami.
Di beberapa lokasi diantaranya Passo-Batu Gong, warga berhamburan kaluar rumah dan memilih lari ke dataran tinggi arah Batu Gong. Sejumlah pegawai dan karyawan yang bekerja di sekitar Passo namun berdomisili di dalam Kota Ambon, memilih kembali dengan menumpangi angkutan umum. Pertokoan di sekitar Passo termasuk ACC, juga terlihat tutup.
Beranjak dari arah Passo menuju Lateri, terlihat ratusan warga yang berlarian menuju ketinggian BTN Lateri Indah dan juga Kawasan hunian Citraland. Sementara dipusat Kota Ambon seperti, depan Mall MCM, terlihat seluruh karyawan nerhamburan diluar, para pengunjungpun demikian.
Di kawasan Batu Merah dan arah Tugu Trikora menuju Batu Gajah, warga yang jalan kaki maupun dengan kendaraan yang hendak mencari dataran tinggi, terlihat panik, sehingga mengakibatkan terjadi kemacetan dititik titik tersebut.
Kondisi jalanan mulai pulih/sepi setelah hampir 2 jam pasca gempa 5,2 SR mengguncang Pulau Ambon. Sementara aktifitas warga yang tadinya mulai kembali ke rumah masing masing. Terlihat kembali memenuhi tenda tenda pengungsian pasca guncangan siang tadi.
Gempa 5,2 SR itu juga menimbulkan korban jiwa. Vincent Ananto, siswa kelas 8, SMP Kalam Kudus, Ambon menghembuskan napas pasca tertimpa reruntuhan bangunan ruko Passo.
BPBD Maluku menacatat, akibat gempabumi 5,2 dan 4,6 magnitudo, menyebabkan Vincent Ananto (15), siswa SMP Kalam Kudus Kota Ambon meninggal dunia, setelah tertimpa reruntuhan bangunan ruko di kawasan Desa Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, Maluku. Korban tewas secara sadis karena tertimpa reruntuhan bangunan.
Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit Angkatan Laut, namun tapi nyawanya tidak bisa diselamatkan, sudah meninggala dunia. Kepala korban mengalami luka serius akibat tertimpa tembok atau dinding ruko berlantai II itu, ketika hendak lari keluar dari dalam ruko milik orang tuanya itu.
Kasubag Humas Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Ipda Julkisno Kasupy menerangkan, Vincen Jonathan Ananto korban meninggal dunia akibat gempa mengguncang Kota Ambon dan sekitarnya.
“Gempa itu mengakibatkan reruntuhan pada bangunan ruko di Desa Passo, hingga menimpa korban. Korban dilarikan ke RS untuk mendapat pertolongan medis, tapi korban tidak dapat tertolong, karena pendarahan cukup banyak keluar dari kepalanya,” jelas Ipda Julkisno Kasupy, kepada wartawan di Ambon, Kamis (10/10/2019).
Sesuai keterangan saksi yang adalah supir korban, Marlon Ririhena (31) menjelaskan, saat saksi mau menjemput korban bersama dengan keponakan korban bernama Kevin Ananto dari sekolah Kalam Kudus, saksi mengendarai kendaraanya menuju ke toko Buyung di Desa Passo untuk mengambil kunci rumah Citra Land.
Namun, kuncinya masih berada di toko Buyung. Setelah tiba di depan toko, korban turun dari mobil tiba-tiba guncangan gempa itu. akibatnya ada reruntuhan bangunan toko bagian atas kemudian menindih kepala korban hingga korban pun terjatuh.
“Setelah korban terjatuh, kemudian saksi membawa korban menuju ke RS Lantamal Halong. Setibanya di Rumah Sakit, nyawa korban tidak bisa tertolong, sudah meninggal dunia,” ungkap Kasupy mengutip keterangana saksi.
Warga di sekitar lokasi kejadian menuturkan, saat itu korban baru pulang sekolah, dan kemudian sempat meminta ijin kepada ibunya untuk makan ruko. Dan saat terjadi gempabumi korban berada di lantai II.
Dia sempat lari dan berhasil keluar dari toko, namun ada reruntuhan batu yang roboh langsung menimpa kepala korban. “Akibat korban terkena reruntuhan bangunan kepalanya hancur. Korban saat gempa terjadi, dia di dalam toko. Saat gempa korban lari keluar tapi sampai di depan toko, dinding bangunan roboh,” kata salah satau warga di Rumah Sakit Angkatan Laut, Halong, Ambon Kamis, (10/10/2019).
Ia menceritakan saat gempa, semua orang yang ada di toko dana warga sekitarnya berlarian menyelamatkan diri, karena panik. “Korban memang sempat keluar dari ruko, tapi setelah di muka ruko, tembok atau dinding bangunan roboh atau jatuh langsung kena kepala korban,” ungkapnya.
Gempabumi beruntun juga menelan korban luka-luka. Diantaranya Vido Maitimu (21), dan Kristian (36).
Terpisah, usai melayat korban meninggal dunia di RS Angkatan Laut, Wakil Walikota Ambon Syarif Hadler Syarif didampingi Sekretaris Kota Ambon Anthony Gustav Latuheru menyampaikan, belasungkawa terhadap keluarga korban.
Wakil Walikota Ambon ini menyerukan kepada warga untuk tetap waspada, dan bisa evakuasi secara mandiri ketika terjadinya gempabumi. “Warga haraus mencari tempat yang aman,” anjur.
Dia juga menyerukan kepada warga untuk menghindari tiang listrik dan gedung tinggi. wakil walikota Ambon juga ameminta warga utnuk tidak menyebarluaskan foto foto korban gempa di jejaring media sosial.
“Sebab jika aafoto foto korban itu disebarkan akan mengganggu psikologi orang, serta bisa membuat trauma terahdap masyarakat,” tukasnya.
Hingga berita ini dipublish, belum diketahuai secara pasti tentang berapa jumlah korban meninggal dunia, luka luka serta kerusakan bangunan. (TIM)