Diduga, Pemda ‘Usir’ KMP Garda Maritim 5

AMBON, SPEKTRUM – Pemerintah Provinsi Maluku melalui Dinas Perhubungan terkesan mengusir KMP Garda Maritim 5 dibawa naungan PT. Multi Guna Maritim Cabang Indonesia Timur lantaran mengizinkan KMP Tatihu beroperasi di lintasan Galala – Namlea.

Sebab, dengan beroperasinya KMP Tatihu di lintasan Galala – Namlea, maka biaya operasional KMP Garda Maritim 5 tidak tertutupi alias merugi.
Kerugian yang dialami armada milik PT Multi Guna Maritim sangat beralasan lantaran pada lintasan tersebut telah beroperasi KMP Wayangan. Jika ditambah KMP Tatihu maka ada tiga armada pada lintasan itu.

Demikian dikemukakan Kepala Cabang Indonesia Timur, PT Multi Guna Maritim, Muhammad Fauzan kepada wartawan di Ambon, Minggu (03/12/2023).

Kerugian tersebut pernah dialami Managemen KMP Garda Maritim 5 saat lintasan tersebut dilayari KMP Garda Maritim 5, KMP Wayangan dan KMP Temi.

“Awal KMP Garda Maritim 5 beroperasi cukup baik karena hanya ada KMP Wayangan sebagai pendamping, namun kemudian masuk KMP Temi. Akhirnya kami berkoordinasi dengan Dishub Maluku, dan menjelaskan jika kami merugi, karena harga tiket yang cukup murah dan ini termurah di Indonesia dengan jarak mil. Akhirnya, Dishub Maluku menggeser KMP Temi dari lintasan Galala – Namlea dan hanya ada KMP Garda Maritim 5 dan KMP Wayangan,” kata Fauzan.

Setelah lintasan tersebut dilayari dua armada yakni KMP Garda Maritim 5 dan KMP Wayangan, biaya operasional bisa tertutupi atau tidak lagi merugi. Kondisi ini berjalan hingga pertengahan tahun 2023.

Namun, saat KMP Garda Maritim 5 harus docking kata Fauzan, pihaknya mulai menerima tekanan.

“Kami ditekan awalnya proses docking harus cepat selesai, dan kami berhasil, proses docking hanya berlangsung selama srmbilan hari, dan ini rekor KMP Garda Maritim 5,” kata Fauzan.

Setelah selesai docking, dilakukan pemeriksaan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Maluku.
“Saat itu, kami benar-benar dibuat bingung lantaran harus memperhatikan hal-hal kecil, misalnya gayung air, ember di kanar mandi yang kotor tidak boleh dicuci tapi harus beli baru, pewangi kamar mandi hingga satu tegel di dapur yang pecah harus diganti. Dan kami berhasil memenuhi keinginan Dishub dalam 12 jam,” jelasnya.

Namun sayangnya, Standar Pelayanan Minimal (SPM), Garda Maritim 5 tidak terbit dengan alasan menunggu kedatangan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku.

Padahal saat itu bertepatan dengan kedatangan Direktur Utama PT Multi Guna Maritim ke Ambon, dengan niat memberi hadiah ke Maluku berupa kapal baru yang belum memiliki lintasan dan rencananya dikasih ke Maluku.

“Karena kita pernah dengar keluhan Pemda Maluku butuh kapal lin agar tidak ada monopoli dari KM Chantika di Waai Kabupaten Maluku Tengah. Dan kami bersedia untuk bersaing sehat. Dan untuk itu PT Multi Guna Maritim akan memberikan armada khusus melayari lintasan tersebut,” jelasnya.

Tapi sayangnya, rencana pertemuan yang akan dilaksanakan tersebut tidak terlaksana lantaran harus menunggu kepulangan Kepala Dinas Perhubungan dari Pulau Banda, Kabuoaten Maluku Tengah.
“Namun kami menunggu selama dua hari namun kadis tak kunjung datang, hingga akhirnya Dirut PT Multi Guna Maritim balik ke Jakarta. Setelah itu, saya bersama GM PT Multi Guna Maritim bertemu Kadishub dan mengutarakan tentang komitmen perusahaan kami memajukan Indonesia Timur ternyata tidak mebdapat dukungan. Sebab, tanpa omongan atau pembicaraan, tiba-tiba KMP Tatihu masuk lintasan Galala – Namlea,” kata Fauzan.

Menyikapi kondisi tersebut, lanjut Fauzan, pihaknya mencoba untuk bertahan. Setelah satu minggu pijaknya lakukan ditelaah hasilnya dipastikan Managemen KMP Garda Maritim 5 akan merugi.
“Kami swasta murni tanpa subsidi kalau kita rugi maka tidak mungkin bertahn dengan jika pelayanan maksimal,” tegasnya.

Sebab, pengisian BBM mencapai sekitar Rp 1,2 miliar namun pendapatan hanya Rp 800 juta.

Setelah itu dilakukan tindakan persuasif, bertemu, berbicara namun tidak menemukan solusinya.
“Karena merasa upaya kami sia-sia maka kami putuskan bergeser dari Maluku, karena KMP Garda Maritim 5 tidak diharapkan disini,” tegasnya.

Yang membuat managemen kecewa yakni KMP Tatihu tidak memenuhi SPM yang diterapkan ke KMP Garda Maritim 5.
“Jangankan sama dengan KMP Garda Maritim 5, KMP Tatihu jauh lebih kecil, bahkan sempat mogok di lautan dan mesti libur tiga harus untuk perbaikan maintenance dan banyak hal lainnya yang tidak sebanding dengan kapal kami. Kalau mau singkirkan kami minimal armada yang diterjunkan itu bisa menyaingi kami, tapi ini jauh dibawa kami,” katanya kecewa.

Saat ini ada beberapa provinsi di Indonesia Timur yang sudah menyurati PT. Multi Guna Maritim agar KMP Garda Maritim 5 masuk.
“Selain itu, Provinsi Maluku Utara yang paling getol menawarkan kami masuk ke sana dan memberi keleluasaan bagi kami memilih lintassn mana yang mau kami masuk,” kata Fauzan sumringah.

Untuk diketahui, selain bersih dan teratur, armada KMP Garda Maritim 5 memiliki berbagai keunggulan, misalnya mampu memuat 243 penumpang dengan 40 kenderaan roda empat campur, bisa memuat ratusan kenderaan roda dua, memiliki tempat tidur yang luas, lobi khusus bagi sopir, ada ruang VIP serta kantin.

setelah viral di media sosial (TikTok) jika KMP Garda Maritim 5 akan keluar dari Maluku, banyak warganet yang meminta Pemda Maluku memperhatikan persoalan ini, agar KMP Garda Maritim 5 tetap pada lintasan tersebut. (HS-16)