AMBON, SPEKTRUM – Bonus Mini Atlit Kota Ambon peraih medali di ajang Pekan Olahraga Provinsi Maluku (POPMAL) ke IV tahun 2022 sama dengan bonus yang diterima atlit POPMAL ke III tahun 2018.
“Tidak ada peningkatan besaran bonus yang diterima atlet peraih medali, masih sama dengan POPMAL ke III,” kata Yanes Warella aktivis olahraga yang juga mantan pemain bola kaki Kota Ambon dan sempat memperkuat tim Bola Kaki Surabaya, beberapa tahun lalu, kepada Spektrum, di Ambon, Selasa (29/11/2022)
Warella menyayangkan Ketua KONI Kota Ambon, Agus Ririmase yang terkesan “memaksa” Kontingen Kota Ambon jadi juara umum bahkan sesumbar akan mundur dari jabatannya sebagai Ketua KONI Kota Ambon, jika gagal jadi juara umum.
“Mestinya, paksaan tersebut diiringi peningkatan nominal bonus, karena para atlit Kota Ambon telah membanggakan dirinya hingga tidak jadi mundur sebagai Ketua KONI,” tegasnya.
Apalagi tambahnya, Ketua KONI Kota Ambon, Agus Ririmasse yang juga Sekot Ambon ini disebut-sebut akan mencalonkan diri menjadi Walikota Ambon.
“Bagaimana mau jadi walikota, memberi perhatian lebih ke atlet saja tidak mampu,” katanya.
Warella menegaskan, jika alasan keuangan Pemkot Ambon terkuras mengapa KONI Kota berambisi mau jadi juara umum.
“Ini yang kami pertanyakan, jangan jadikan atlit seperti sapi perah, yang hanya diberi makan rumput namun tenaganya diperas habis-habisan,” katanya jengkel.
Perlakuan seperti ini tambah lelaki 58 tahun ini menjadi penyebab atlit Kota Ambon memilih keluar dan memperkuat daerah lain. Karena, orang-orang yang mendrive olahraga tak mampu menghargai kerja keras atlit.
“Lihat saja, ada berapa banyak petinju dari berbagai sasana di Kota Ambon yang hengkang dan bermain untuk daerah lain. Sebut saja, di Kota Bogor. Saat ini, banyak diantara mereka yang telah menjadi ASN dengan ekonomi yang sangat bagus. Jika mereka tetap di Ambon maka mereka paling menjadi pekerja serabutan,” katanya kesal.
Mirisnya lagi, tambah Warella, semua KONI kabupaten gelar syukuran dengan para atletnya, namun hal ini tidak berlaku bagi KONI Kota Ambon.
“KONI Kota?? Masing-masing atlet langsung pulang ke rumah saja, tanpa dilaksanakan syukuran,” katanya tertawa.
Soal besaran bonus yang “manusiawi” menurut Warella, tidak perlu fantastik.
“Jika keuangan Pemkot Ambon tidak memungkinkan untuk memberikan bonus fantastis ke atlit minimal sama dengan Juara II yakni Maluku Tengah,” katanya.
Atlet peraih medali di Maluku Tengah, yakni
Juara 1. Rp.5.000.000
Juara 2. Rp.3.000.000
Juara 3. Rp.2.000.000
Jika KONI Kota Ambon menerapkan besaran bònus yang sama dengan Maluku Tengah, yaitu,
Juara I Rp 5.000.000 x 76 = Rp 380.000.000
Juara II Rp 3.000.000 x 52 = Rp 156.000.000
Juara III Rp 2.000.000 x 54 = Rp 108.000.000, maka hanya butuh Rp 644.000.000 untuk menstimulan para atlit agar semakin giat mengasah kemampuan mereka. (TIM)