MAKASSAR, SPEKTRUM – Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Suhajar Diantoro saat pembukaan Rakernas XVI APEKSI 2023 di Upper Hill- Kota Makasa pada Rabu (12/07/2023), menyampaikan arahan Presiden RI, Joko Widodo mengatakan setiap kota di Indonesia harus memiliki branding.
Menanggapi hal tersebut, Pj Wali Kota Ambon, Bodewin M Wattimena katakan, Kota Ambon telah memiliki branding, yaitu Ambon City of Music.
’Ada berbagaai branding yang disematkan, misalnya, Ambon City of Music, Ambon City of Fish dan Ambon City of Peace, tapi kita dahulukan Ambon City of Music. Karena Ambon City of Music sebagai prioritas. Nanti Ambon City of Fish dan Ambon City of Peace itu bagian daripada hal yang berkembang seiring dengan berkembangnya Ambon City of music,” tandasnya.
Menurutnya, untuk kesiapan Pemerintah Kota Ambon sudah lakukan dengan membuat branding menjadi hal yang membudaya di masyarakat. Hal itu tidak gampang.
“Tapi minimal’, kita saksikan bahwa hampir 6000 anak-anak bermain jukulele. Lalu kemudian ada spot-spot yang kita siapkan, supaya ketika orang datang, orang akan katakan, oh benar ini Ambon City music,” bebernya.
Wattimena juga menjelaskan tentang kegiatan yang dibuat tiap bulan, yaitu Harmoni Sudut Kota, yang dilaksanakan di Pattimura Park. Itu bagian dari kurikulum musik pada 10 sekolah pilothing Kota Ambon.
“Itu bagian yang sementara kita upayakan untuk mendudukkan dasar-dasar Ambon City of Music ini. Ini merupakan indikator untuk mempertahankan Ambon City of music dari UNESCO dan saya rasa selama bisa mempertahankan, maka akan tetap dipertahankan. Saya rasa kalau dengan apa yang dilakukan hari ini tidak mungkin branding itu hilang,” tegasnya.
Oleh karena itu, Wattimena mengajak semua warga Kota Ambon untuk tunjukkan bahwa memang orang Ambon itu DNA-nya adalah musik. Musik bahkan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kota Ambon, karena musik berkaitan dengan kreativitas ekonomi.
“Makanya saya bilang, Kota Ambon sementara berupaya untuk membangun ekosistem ekonomi kreatif berbasis musik. UMKM muncul tapi di situ ada musik. Pariwisata muncul, di situ ada musik. Itulah ekonomi kreatif atau kota kreatif berbasis musik,” jelasnya. (*)